Sean "Diddy" Combs kembali terjerat dugaan baru. Selain dugaan pelecehan seksual dan pemerkosaan, rapper yang akrab disapa P Diddy itu dituding mengancam karyawan secara verbal dan fisik.
Dalam gugatan terbaru, seperti diberitakan Variety pada Kamis (6/3), setidaknya satu karyawan mengklaim dipaksa melakukan seks dengan Combs sebagai akibat ancaman tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dakwaan setebal 15 halaman tersebut diajukan pada Kamis (6/3) dan menjadi bagian dari kasus perdagangan seks dan pemerasan yang sedang dihadapi P Diddy sejak tahun lalu.
Tuduhan baru tentang perlakuan kasar dan kerja paksa itu atas karyawan yang bekerja di The Combs Enterprise, termasuk Bad Boy Entertainment, Combs Enterprises, dan Combs Global, di antara entitas bisnis "yang dikenal dan tidak dikenal" lainnya.
Jaksa penuntut mengatakan P Diddy memaksa karyawannya "bekerja berjam-jam dengan sedikit waktu tidur" dengan memaksa mereka secara fisik, dan mengancam tindakan yang dapat membahayakan psikologis, finansial, dan reputasi.
"Dalam berbagai kesempatan setidaknya pada atau sekitar 2009 dan berlanjut selama bertahun-tahun, P Diddy melakukan kekerasan kepada perempuan dengan, antara lain, memukul, meninju, menyeret, melempar benda, dan menendang mereka," bunyi dakwaan tersebut.
"Kekerasan P Diddy juga tidak terbatas pada perempuan-perempuan ini. Hal itu juga berlaku bagi karyawannya, saksi atas pelecehan yang dilakukannya, dan orang lain."
Karyawan mengaku takut kehilangan pekerjaan jika tidak mematuhi tuntutan P Diddy.
Dakwaan tersebut mengatakan P Diddy menggunakan banyak bisnisnya, termasuk "karyawan tertentu," untuk melaksanakan dan menutupi "tindakan kekerasan, pelecehan, dan seks komersialnya."
Meskipun tidak mengidentifikasi korban atau dakwaan baru, dakwaan tersebut mengklaim beberapa staf menjadi perantara kejahatan P Diddy.
Mereka adalah staf keamanan, staf rumah tangga, asisten pribadi, dan supervisor tingkat tinggi serta rekan dekat lainnya" bertindak sebagai "perantara" P Diddy dengan tujuan mengabadikan kejahatan seks yang dilakukan sang musisi.
Itu termasuk tuduhan bahwa anggota dan rekan Combs Enterprise memfasilitasi "Freak Offs" atau pesta seksnya dengan memesan kamar hotel dan menyediakan zat terlarang, minyak bayi, pelumas, seprai tambahan, dan lampu.
Jaksa juga mengklaim karyawan ditugaskan untuk membersihkan kamar hotel setelah "Freak Offs" dan mengatur perjalanan bagi para korban dan pekerja seks komersial.
Marc Agnifilo selaku pengacara P Diddy membantah tuduhan tersebut. Ia juga mengatakan "banyak mantan karyawan" bersedia membela bos mereka itu
"[P Diddy] menantikan hari di pengadilan ketika akan menjadi jelas bahwa dia tidak pernah memaksa siapa pun untuk melakukan tindakan seksual yang bertentangan dengan keinginan mereka," tulis Agnifilo dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada Variety.
"Banyak mantan karyawan berdiri di sisinya, siap untuk membuktikan dedikasi, kerja keras, dan inspirasi yang mereka alami saat membantu membangun bisnis yang inovatif dan memenangkan penghargaan."
P Diddy telah ditahan di Pusat Penahanan Metropolitan di Brooklyn sejak penangkapannya pada September 2024. Ia didakwa melakukan perdagangan seks, konspirasi pemerasan, dan terlibat dalam prostitusi.
Ia akan tetap ditahan hingga persidangan pidananya, yang dijadwalkan pada 5 Mei 2025.
(chri)